Rabu, 26 Januari 2011

SEORANG PEMUDA YANG MEMBELI ISTANA SURGA DENGAN SURAT JAMINAN

Ja’far bin sulaiman rah.a. berkata,”ketika aku berjalan di Basrah bersama Malik bin Dinar rah.a., kami melewati sebuah rumah yang sangat besar dan indah yang sedang dibangun.Di tempat tersebut terdapat seorang pemuda yang duduk sambil memberi pengarahan kepada para pekerja yang membangun gedung tersebut.Begitu melihat pemuda itu,Malik bin Dinar rah.a. berkata,”Alangkah tampannya pemuda ini.Namun sayang,ia sedang terperangkap dalam kesibukan yang tidak karuan.Ia sedang asyik membangun istana untuk dirinya sendiri.Aku mempunyai keinginan untuk berdoa kepada Alloh swt. agar Dia melepaskannya dari kesibukan tersebut,dan menjadikannya sebagai pemuda ahli surga.

Malik bin Dinar mengajakku untuk mendekatinya.Kemudian kami mendekatinya dan mengucapkan salam kepadanya.Ia menjawab salam kami,tapi ia belum mengenal Malik bin Dinar rah.a..Ketika ia mengetahui bahwa orang yang datang itu adalah Malik bin Dinar rah.a.,ia berdiri menyambutnya sambil berkata,”ada apa sehingga engkau datang kemari ?”Malik bin Dinar rah.a. bertanya,”Berapa banyak biaya yang engkau keluarkan untuk membangun istana ini?”Pemuda tampan itu berkata,”Seratus ribu dirham.”Kemudian Malik bin Dinar berkata,”Bagaimana kalau engkau berikan uang itu kepadaku, dan aku akan menggunakan harta itu sesuai dengan haknya.





Aku jamin engkau akan memperoleh sebuah istana di surga yang lebih baik dari rumah ini.Istana di surga itu lengkap dengan semua pelayannya,kubah dan kamarnya terbuat dari yaqut merah, dilapisi dengan intan permata.Tanahnya terbuat dari za’faran dan adukan semennya terbuat dari kasturi yang sangat harum.Keharumannya tersebar ke segala penjuru.

Rumah itu tidak akan rusak selamanya, dan belum pernah disentuh oleh tangan, dan tidak dibangun oleh tukang, tetapi hanya dengan firman Alloh swt., “Jadilah, maka rumah istana itu langsung jadi”.Pemuda tampan itu berkata,”Berilah aku waktu satu malam untuk berfikir.Besok datanglah engkau kemari”.Malik bin Dinar berkata,”Baiklah”.Semalam suntuk Malik bin Dinar memikirkan pemuda itu, dan ketika waktu sahur tiba, ia banyak berdoa untuknya.

Kemudian setelah pagi hari tiba, ketika kami mengunjungi pemuda itu,ia sedang menunggu kami di pintu gerbang rumahnya.Ia terlihat sangat gembira.Ketika Malik bin Dinar menanyakan keputusannya,pemuda itu bertanya,”Apakah engkau yakin bahwa aku dapat memperoleh istana seperti yang engkau janjikan kemarin?”Malik bin Dinar berkata,”Tentu saja”.Ia pun meletakkan uang puluhan ribu dirham di hadapan Malik bin Dinar kemudian mengambil pena,tinta,dan kertas.

Malik bin Dinar menuliskan di dalam secarik kertas:

Surat Perjanjian

Bismillahirrahmanirrahim.
Saya,Malik bin Dinar,dengan ini berjanji dan memberi jaminan kepada fulan bin fulan bahwa ia akan memperoleh sebuah istana yang mempunyai ciri-ciri “begini dan begini” (disebutkan perincian seperti ciri-ciri istana yang telah disebutkan di atas) sebagai pengganti dari istana yang telah ia tinggalkan.Saya memberinya jaminan akan mendapatkan sebuah istana yang jauh lebih baik daripada istananya, di bawah naungan yang menyenangkan di dalam lingkungan Allah Ta’ala.


Kemudian kertas itu dilipat dan diserahkan kepada pemuda itu,lalu ia kembali ke rumah dengan membawa harta sejumlah 100.000 dirham tersebut.Malik bin Dinar segera membagikan seluruh harta tersebut kepada fakir miskin hingga habis.Hampir empat puluh hari setelah kejadian tersebut,ketika selesai sholat subuh Malik bin Dinar melihat secarik kertas di mihrab masjid.Ternyata, kertas tersebut adalah surat yang ditulis oleh Malik bin Dinar untuk pemuda itu.

Di bagian belakangnya tertulis:

Alloh swt. telah membebaskan tanggungan Malik bin Dinar terhadap pemuda tersebut.Kami telah menganugerahkan kepadanya sebuah istana yang kamu usahakan untuk ia peroleh, bahkan tujuh puluh kali lebih indah.

Setelah membaca kertas itu, Malik bin Dinar sangat terkejut.Setelah itu, kami mendatangi rumah pemuda tersebut.Di rumahnya terdapat tanda berwarna hitam (tanda duka cita),dan terdengar suara tangisan.Kami bertanya kepada mereka,kami diberitahu bahwa penuda tersebut meninggal sehari sebelumnya.Kami menanyakan kepada keluarganya siapakah orang yang memandikan jenazahnya.Orang yang memandikan jenazahnya pun dipanggil.Kemudian kami tanyakan kepada orang itu bagaimana cara mmandikan dan mengkafaninya.

Orang itu berkata,”Sebelum meninggal pemuda itu memberiku secarik kertas dan berpesan kepadaku bahwa apabila aku telah memandikan dan mengkafaninya,aku disuruh meletakkan kertas tersebut di dalam kafan.Maka aku memandikan dan mengkafaninya,kemudian meletakkan kertas itu di antara kafan dan tubuhnya.”ketika Malik bin Dinar mengeluarkan surat jaminan yang ia jumpai di masjidnya untuk diperlihatkan kepada orang yang mengkafani pemuda tersebut,orang itu berseru,”Demi Alloh,inilah kertas yang aku letakkan di dalam kain kafan tersebut.” Melihat kejadian ini,seorang pemuda lain berkata,”Wahai Malik,tuliskanlah surat jaminan untukku yang sama sebagai pengganti dari 200.000 dirham milikku”.Namun Malik bin Dinar berkata,”Semua itu sudah berlalu.Sekarang sudah tidak dapat.Alloh swt. dapat menjadikan sesuatu sesuai kehendakNya”.Setelah itu,jika Malik bin Dinar mengingat pemuda itu,ia menangis dan berdoa untuknya”.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar